Kamis, 20 Desember 2012

Berperan Yang Terbaik...





Curhat ah…..

Asli,..saya ini termasuk yang criiing perasaannya ketika baca komentar tentang  hebatnya Ibu-ibu yang di rumah saja. Baik kata-kata redaksi sendiri atau kopi paste tokoh. Baik dari asli yg belum pernah kerja (asli dari awal Full Time Mother)  atau dulunya di dunia karier, oleh sebab kondisinya kemudian memilih di rumah saja.

Dalam benakku, komentar-komentar itu malah mengarah pada, seakan-akan Ibu-Ibu yang karier di luar rumah itu adalah Ibu-Ibu yang menelantarkan rumah tangganya, anak-anaknya, dan juga suaminya

Seakan-akan yang ibu-ibu yang berkarir di luar rumah itu yang mata duitan. Yang tidak qonaah dengan nafkah pasangan

Intinya…berkarier itu tidak baik. Yang baik itu yang  di rumah. Seakan mereka yang dirumah itu lebih baik dari yang berkarier. 

Seakan anak-anaknya lebih terurus dan mendapatkan segalanya lebih baik dan suaminya terservise dengan baik

Sebel ? Pastiiiiii..

Pi ya gimana lagi, coba ?

Sebel aja bawaannya…trus, jadi ga semood dulu lagi pertemanannya. Tidak menarik kan menjadikan seseorang sahabat tapi dia punya sikap merendahkan kita.

(Trus , syetan tuh nambah niupin hawa panaaaassss)

Memangnya Ibu-ibu itu bisa tenang apa, kalo temen suami kebanggaannya itu semua wanita-wanita yang genit, centil, ayu, wangi, tapi suka tebar pesona dan menggoda ?

Apa dipikirnya dia bisa brnapas dengan tenang begithu, Apa dikira suaminya itu makluk langka tanpa nafsu begithu ? 

Memangnya sithu punya kapasitas masuk dunia ini ? 

Bilang aja sedang menghibur diri, karena bisanya cuma itu yang bisa dilakukan.

Kondisi ente beda kali..

Bla…bla..bla…makin jengkel tentunya juga pikiran bantahan yang keluar makin ganas. Gila malah. Hos..hos..hos..sampek megap2 saking emosinya. 

Tenang…tenang..tenaaaang…(perintah otak warasnya)

Tidak dipungkiri, Ibu FTM memang punya  lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak , suami dan Rumah Tangganya. 

Juga masalah kuantitas juga penting disamping kualitas tentunya.

Ga perlu dibantahlah..wong fakta itu hitam di atas putih kok. Bodho kalau mau ngotot ngebantahnya.
Jadi ya, memang harus tahu dirilah kita-kita yang ngarier ini..

Karena kuantitas pertemuan kurang, kualitas lah yang kita genjot gila-gilaan. Gunakan semua sumber daya yang ada untuk membangun hubungan dengan suami dan anak-anak supaya  lubang yang kita buat bisa ditutupi.

Keluarnya kita dari rumah..juga ga mengurangi hak anak. Kita tidak usah menghibur diri menutupi kelemahan yang ada.

Saat anak-anak kecil misalnya. Kita memang harus lebih extra berjuang tuk stok ASI demi anak-anak kita. Jadi pejuang ASIP. Anak-anak  harus mendapatkan haknya  mendapatkan ASI exclusive 6 bulannya dan ASI lanjutan sampai 2 tahun. Susah ? capek ? ya resiko..wong kita dah memilih peran kita sendiri kok.

Anakanak usahakan untuk bisa memulai mengeja a b c d dan a ba ta tsa dari kita. Semua aktifitas anak adalah dalam pantauan kita. Itu memang tugas kita. Ibu mereka, Seseorang yg layak dihormati tiga kali lebih tinggi daripada Ayahnya

Soal gizi keluarga, masakan dan apapun yang masuk ke perut mereka adalah tanggungjawab kita. Kita sebagai Ibunya. Seseorang yang ingin, anak-anak itu bisa menjadi amal sholih yang tidak pernah putus sampai akhirat kelak.

Pada pasangan pun, Allah telah mengatur kewajiban kita sebagai istri. Kita tinggal taat mematuhi rambu-rambNya. Semua yang kita lakukan di luar rumah harus atas ijinnya dan ridhonya.

Kalau sudah ditenang..tenangkan..kipas..kipas… adem juga

Pada akhirnya, daripada nerusin jengkelnya..mending konsentrasi ma diri sendiri aja. Biar sukses jadi Happy mom, Happy wife dan jadi hamba Allah yang diridhoiNya. Daaaan..masuk surgaaaaaaa….:D

Wallahu’allam bishowab..

*tidak peduli  FTM atau ibu yang nyambi ngarier,
yang paling sukses adalah Ibu yang bisa mencetak generasi Robbani. Yg bisa mendidik anak2nya menjadi anak2 yang sholih dan sholihah.
Istri yang sukses adalah yang bisa mendampingi pasangannya sampai ke SurgaNya.
Selebihnya ? Nol Besaaar...


*21-12-2012..mejakantorkppstbd